“AKU RELA DEMI NOVEL”
Banyak
mahasiswa diluar sana yang mengetahui pustaka namun hanya sekedar melewatinya. Mereka
bahkan tidak mengetahui bagaimana dan apa saja isi perpustakaan tersebut. Saya
tergolong orang yang sukar ke pustaka, salah satu penyebabnya adalah bagi saya
perpustakaan identik dengan keheningan
dan sulit bertahan lama. Waktu panjang yang akan saya habiskan dipustaka
biasanya hanya 2 jam, namun suatu hari beberapa teman saya menyarankan agar
saya ikut ke pustaka bersama mereka yang saat itu saya bahkan belum pernah
mengunjungi Perpustakaan Induk Unsyiah. Saat pertama masuk, kami hanya perlu
menyodorkan KTM untuk dapat masuk secara gratis ke dalam perpustakaan, namun
salah satu teman saya tidak membawa KTM, petugas yang berjaga tidak memberi
izin masuk apabila mahasiswa yang bersangkutan tidak membawa KTMnya. Petugas
tersebut menyarankan jika ingin tetap masuk maka mahasiswa tersebut harus
tercatat sebagai pengunjung umum dengan membayar ADM Rp5000,- menggunakan ATM. Ini
adalah hal pertama yang membuat saya kagum, mengapa?
Sumber: http://detak-unsyiah.com/wp-content/uploads/2016/12/1481707186622.jpg
Petugas tetap memegang prinsip kerja
meski mahasiswa tersebut berasal dari Unsyiah dan tidak ada toleransi bagi
siapa saja yang melanggar aturan. Kondisi ini merupakan hal yang wajar, banyak
dari mahasiswa Unsyiah yang tidak
menyadari bahwa selama ini SPP yang mereka bayar ke kampus sebagian kecil telah
dipotong untuk perpustakaan, oleh sebab itu mahasiswa Unsyiah yang masuk dengan
membawa KTM maka dapat masuk tanpa membayar ADM. Namun disayangkan karena
kurangnya kesadaran dalam memanfaatkan fasilitas yang ada banyak dari mahasiswa
Unsyiah yang masih belum mengetahui hal apa saja yang dapat mereka peroleh
dengan berkunjung ke UPT.Perpustakaan Unsyiah.
Pengalaman lainnya adalah ruang
Reading lounge yang berada di lantai 1, ruangan tersebut menyediakan TV dengan
channel luar dan dalam negeri yang dapat dinikmati sembari membaca buku. Ruangan
tersebut menyediakan sofa dan meja pendek yang nyaman sehingga pengunjung yang
hendak memasuki ruangan tersebut harus melepas alas kaki terlebih dahulu. Selain
ruangan tersebut, tersedia ruangan santai lainnya yang berada di lantai 2. Hal yang
membedakan dari lantai 1 adalah, ruangan ini terpisah menjadi dua ruang, yaitu
ruangan khusus perempuan dan ruangan khusus laki-laki. Ruangan tersebut
bersebelahan dengan mushala mini sehingga tidak ada alasan bagi pengunjung
untuk lalai terhadap kewajibannya karena Perpustakaan Unsyiah mempermudah hal
tersebut.
Sumber: http://www.ayuulya.com/2017/04/perpustakaan-unsyiah-dan-7-keajaibannya.html
Pengalaman yang paling saya ingat
hingga sekarang adalah saat pertama kali memasuki UPT. Perpustakaan Unsyiah
pada tahun 2014 yaitu salah seorang karyawan perpustakaan yang bertanya kepada
saya seberapa sering saya berkunjung ke perpustakaan ini. Jawaban yang saya
berikan saat itu adalah “Saya sering ke perpustakaan, namun tidak ke
Perpustakaan Unsyiah, saya menyukai novel namun koleksi tersebut tidak saya
jumpai di Perpustakaan ini”, saat itu koleksi novel di Perpustakaan Unsyiah
bisa dihitung jari dengan kata lain sangat sedikit, dengan sopan karyawan
tersebut menjanjikan bahwa kedepannya Perpustakaan Unsyiah akan memiliki
koleksi novel seperti apa yang saya sampaikan. Pada tahun 2016 UPT.
Perpustakaan Unsyiah menjalin kerja sama dengan Perpustakaan Wilayah Aceh
sehingga terjadi peningkatan koleksi novel. Melihat hal tersebut saya mulai
mengunjungi perpustakaan lebih sering untuk membaca beberapa novel yang sesuai
dengan genre saya. Pernah suatu ketika Perpustakaan Unsyiah memberi batas
pinjaman hingga 5 buku, saat itu koleksi novel semakin bertambah, terjadi
kejadian yang menurut saya lucu untuk dilakukan. Saya terlalu bersemangat untuk
membaca semua koleksi novel yang ada sehingga muncul ide untuk membawa dua
teman saya ke perpustakaan. Masing-masing dari kami bisa meminjam 5 buku,
berkat bantuan mereka saya berhasil
membawa pulang 15 buku untuk dibaca sendiri di rumah.
Hal baru yang saya jumpai adalah,
UPT.Perpustakaan Unsyiah kini memiliki kegiatan tahunan yaitu Unsyiah Library
Fiesta (ULF). ULF berlangsung pertama kali yaitu pada tahun 2016, kegiatan
puncaknya adalah pemilihan Duta Baca Unsyiah, namun peserta yang berpartisipasi
dalam kegiatan ULF dapat mengikuti berbagai lomba yang disajikan, salah satu
lomba yang selalu berhasil meningkatkan eksistensi unsyiah yaitu Blog
Competition. Tahun ini, Unsyiah Library Fiesta 2018 juga mengadakan lomba yang
serupa namun dengan penambahan lomba-lomba baru yang lebih kreatif dan
inovatif. Bagaimana kamu bisa memotivasi diri dan memperoleh inspirasi? Temukan
jawabannya dengan berkunjung ke UPT. Perpustakaan Unsyiah.
No comments:
Post a Comment