Angin bertiup dari arah Barat
Menanti sang rembulan memperlihatkan sinarnya
Dia menatap ke langit, dan mengeluh
"Apakah tidak ada kesempatan bagiku untuk meraih sinarnya?"
Aku terdiam, aku terpaku
Tidakkah kau menyadari kehadiranku?
Kini, hanya akan ada harapan belaka
Kini, hanya akan ada asa yang tiada
Bagaimana bisa aku tersenyum
Dibalik kertas yang buram
Terlihat tetesan bening air mata yang siap turun
Ia menghantam setiap getaran jiwa yang lemah
Menyapu dan membawa kesedihan bersamanya
Menepis risau dan gelisah yang bersarang
Ku ingin berkata sebelum beranjak
Apakah asa yang ku rasa telah sirna?
Aku tak ingin menjadi bunga matahari
Yang selalu berupaya cantik di siang hari
Aku tak ingin menjadi bunga waktu
Yang hanya ada disaat waktunya
Belum kah kau tahu apa sebenarnya yang ku inginkan?
Ku tak punya duplikat senyum yang selalu dapat kau gunakan
Tak ku harapkan, namun air mata itu jatuh
Membawa beban ku bersamanya
Mengalirkan setiap perasaan di jiwa
Menekan segala rasa yang ada
No comments:
Post a Comment