Wednesday, 31 August 2016

Apa itu KKN?

KADANG KURANG NYATA

Melodi cinta terus mengaung bersama teriknya pagi yang kemudian menerpa salah satu kamar yang berada di kosku. Aku terbangun dan melihat jam yang terus berdenting di layar handphone menunjukkan pukul 07:00 WIB, segera aku menarik handuk yang tergantung tidak jauh dari tempatku melamun sedari tadi. Tidak sampai lima menit aku telah kembali memasuki kamar dan bergegas mengenakan pakaian semi formal untuk dikenakan pada pembekalan KKN hari ini. Pembekalan akan berlangsung pukul 07:30 dan aku hanya punya waktu 15 menit untuk bergabung dengan lainnya. Tersisa 10 menit sebelum segalanya dimulai, bersama dengan motor matic kesayanganku, kami melaju menuju kesebuah gedung dimana segala resepsi pernah diadakan di gedung itu. 2480 mahasiswa yang berasal dari universitas yang sama denganku telah memenuhi seluruh ruangan, aku bergabung dengan anggota kelompok yang telah dibentuk sebelumnya oleh badan pelaksana KKN.

Pada awalnya sulit untuk menemukan beberapa anggota yang berasal dari kelompok yang sama, namun dengan keteguhan dan semangat yang masih membara akhirnya kami berhasil berkumpul. Aku yang merupakan anggota hyperaktif dikelompok itu mulai menunjukkan sifat aslinya dengan menghitung jumlah anggota apakah sudah lengkap atau belum. Setelah jari-jariku melakukan perhitungan kecil barulah aku tersadar bahwa kami masih kekurangan satu orang lagi, dan dia adalah anak laki-laki terakhir yang seharusnya bergabung dengan kami. Dilihat dari nomor induknya kami semua yakin bahwa dia berada satu tingkat diatas kami. Sebelum menemukannya kami semua sudah sepakat menjadikan dia sebagai ketua.

Saat semua orang telah menemukan anggotanya, aku mulai memanggil dengan suara lantangku apakah ada yang berasal dari fakultas hukum. Pertanyaan itu sebenarnya sebagai awal untuk mencari tahu posisi si anak laki-laki ini. Tanpa disadari ada mahasiswi yang menyahut dibelakangku dan mengaku sebagai salah satu mahasiswi dari fakultas hukum. Kamudian dengan sopannya aku menanyakan kepadanya apakah dia mengenali seseorang yang bernama sipolan dari fakultas hukum? Kemudian gadis itu menunjuk ke arah kanannya dan disitulah aku melihat seorang pria berambut gondrong sedang berbincang dengan temannya.

 Karena takut melangkahi teman-teman yang lain, aku mencoba menawarkan siapakah yang mau menjemput pria disudut itu untuk bergabung bersama kita dan hasilnya semua menggeleng dengan menyerahkan segalanya kepadaku. Bermodal keberanian kemudian aku berjalan menghampirinya dan menanyakan diantara mereka siapakah yang memiliki nama seperti yang kumaksud, pada awalnya pria itu tidak mau mengaku, namun akhirnya ia menyerah karena melihat kegigihanku dalam mencari orang.

“Ada apa?” tanya pria sinis itu kepadaku.

“Maaf bg, mari kita duduk disana bersama yang lain” jawabku denga terbata.

“penting ya?” pria sinis itu kembali menantangku dengan keangkuhannya.

“ia bg, kan gak enak kalau pisah-pisah” kondisiku masih setenang air.

Usahaku tidak sia-sia, pria sinis itu kemudian mengikutiku kearah pojokan dimana aku dan yang lainnya bergabung. Diawali dengan pertamuan itu kemudian kami mencoba menjalin keakraban terlebih saat survei. Survei lokasi adalah perjalanan awal kami menuju lokasi yang nantinya akan menjadi tempat kami berdomisili selama satu bulan. Sepulang survei setiap orang mulai sibuk dengan persiapan yang akan mereka bawa, begitu pula denganku yang sedari dulu panikan terhadap apapun, dari sifat itulah pria sinis yang kini menjadi ketua kami mengerti sifatku, dan dia membenci sifat itu. Dua minggu telah berlalu dari saat survei dan inilah saatnya kami semua berangkat menuju lokasi masing-masing.

Apakah kalian tahu jika apa yang direncanakan diawal terkadang sering berubah di pertengahan dan diakhir, sama halnya dengan apa yang kami alami saat ini. Kami semua berpikir dihari pertaama kami semua bisa menjalankan program yang telah kami rancang, tapi harap-harap dihari pertama, kami semua baru bisa bergerak di minggu kedua. Bisa bayangkan bagaimana rasa bosan menggrogoti kami semua pada minggu pertama. Tanpa yang lain sadari, aku adalah orang yang paling tahu bagaimana paniknya ketua saat ini. Namun rasa panik itu tertutupi dengan bijaknya ia dalam bersikap. Masuk minggu kedua ketua mulai memperlihatkan senyum dan betapa riangnya dia.

 Meski setiap harinya aku dan ketua selalu ribut tanpa sebab, namun aku menikmati kebersamaan itu. Cerita perjalanan ini tidak semulus yang kalian bayangkan dan tidak sebahagia cerita di negeri dongeng. Tanpa kusadari, ia mengingatkanku kepada almarhum ayah yang telah pergi meninggalkan keluargaku 4 tahun lalu, ingatan itu semakin dalam dan menimbulkan rasa yang seharusnya tidak pernah ada. Cewek-cewek yang telah menjadi saudariku selama KKN menyadari perubahan pandanganku terhadap ketua dan mereka tahu bahwa aku akan tetap mengatakan hal yang bertentangan dengan hatiku. Hingga pada suatu malam ketua ingin berbagi kisah hidupnya dengan kami semua.

Cerita itu dimulai saat ia mengenal salah seorang mahasiswi baru di fakultasnya, cerita ini panjang bahkan terlihat seperti drama romantis dimana seorang pria merelakan wanita itu dengan orang lain  dan membiarkan wanita itu memilih cerita hidupnya sendiri meski perjuangan yang pria itu lakukan hingga saat ini adalah wujud dari kisah cintanya yang belum berakhir.

Aku ikut tertawa dan tersenyum bersama teman-teman lainnya saat ketua bercerita, tapi saudariku tahu betapa teririsnya hatiku saat mengetahui bahwa masa lalu masih terikat dihatinya hingga sekarang. Bahkan pria sinis itu menjelaskan jika sekiranya wanitanya meminta kembali kepadanya ia akan dengan senang hati menerimanya. Disaat itulah hatiku bagai direbus kemudian direndang, meski terkesan alay, tapi itulah yang kurasakan. Setelah cerita malam itu berlalu, aku bertekad menjadikan perasaan ini hanya sebatas mimpi belaka. Karena aku tidak mungkin menghapus bayangan masa lalu yang akan selalu ada.

Mungkinkah masih ada waktu yang tersisa untukku
Mungkinkah masih ada cinta dihatimu
Andaikan saja aku tahu kau tak hadirkan cintamu
Inginku melepasmu dengan pelukan


Cinta itu apa? Aku bahkan tidak tahu menjawabnya seperti apa, karena bagiku cinta dibatas wajar adalah jalan hidupku.

Lirik Mars Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional Terbaru - 2021

 MARS ATR/BPN 2021 Insan Pertanahan dan Tata Ruang Baktikan diri membangun bangsa Bersatu hadirkan layanan prima Maju modern berstanda...